Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Ahmad Nabil
Atoillah, S.Th.I, M.Hum.
Disusun Oleh :
Anwar Al-Ma’arif
Faqih Husaini Aziz
Fitri
Wahyuni
Fakultas Tarbiyah Program Studi PAI
Institut Agama Islam Darussalam
(IAID)
Ciamis – Jawa Barat
Tahun Akademik 2018/2019 Semester VI/A
KATA PENGANTAR
Puji
serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan
manusia dan memuliakannya diatas makhluk - makhluk yang lain. Juga tidak lupa
pula shalawat dan salam atas pemimpin umat Islam yakni baginda besar Muhammad
SAW, beserta para sahabat dan pengikunya hingga akhir zaman. Alhamdulilah
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan
dan Keluarga”.
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Tafsir Tarbawi”. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan umumnya bagi kita semua selaku calon generasi penerus masa depan
bangsa.
Ciamis, 06 Mei 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..………………………..……………………………….. i
Daftar Isi
..…………………………….….……………………………… ii
BAB I
Pendahuluan ...……………….…………………………………... 1
A. Latar
Belakang ………….…………………………………… 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………….... 1
C. Tujuan
………………………………………………………. 2
BAB II
Pembahasan ……………………………………………………. 3
A. Kewajiban
Mendidik Anggota Keluarga ……………………. 3
B. Proses
Pendidikan Keluarga ………………………………… 5
C. Materi
Pendidikan Keluarga ……………………………….. 7
BAB III Penutup
………………………………………………………. 9
Kesimpulan ……………………………………………………. 9
Daftar Pustaka…………………………………………………………
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak orang karena kesibukan atau
karena salah menafsirkan tentang pendidikan sehingga orang tua sering
melimpahkan tanggung jawab mendidik pada sekolahan sehingga tugas tersebut terlimpahkan
oleh seorang guru.
Dalam hal pendidikan sebenarnya
tidak semua dibebankan pada guru di sekolah, karena keluarga dilihat dari
perspektif pendidikan merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam
kehidupan manusia, kedua orang tua berperan sebagai gurunya dan anaknya
berperan sebagai muridnya. Semua mengetahui bahwa pendidikan itu sangat
penting, agar akhlak, perilaku, sifat, dan pikiran menjadi lebih baik.
Dalam Islam pun pendidikan di
keluarga juga telah diterangkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan
pedoman bagi kaum Islam yang di dalamnya tiada keragu-raguan sedikitpun karena
merupakan Kalam Illahii Allah SWT Rabbul ‘Izzati wa Rabbul ‘Alamin.
Al-Qur’an telah menjelaskan
bagaimana cara mendidik keluarga, agar tercipta keluarga yang benar-benar aman
damai dan tentram serta sesuai dengan tuntunan dan petunjuk dari Allah SWT.
Sehingga kita dan keluarga selamat dari siksa dan azab Allah.
B. Rumusan
Masalah
- Bagaimana
Kewajiban Mendidik Anggota Keluarga?
- Bagaimana
Proses Pendidikan Keluarga?
- Apa
Saja Materi Pendidikan Keluarga?
C. Tujuan
- Untuk
Mengetahui kewajiban Mendidik Anggota Keluarga
- Untuk
Mengetahui Proses Pendidikan Keluarga
- Untuk
Mengetahui Materi Pendidikan keluarga
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kewajiban
Mendidik Anggota Keluarga
Pendidikan keluarga dapat diartikan
sebagai usaha dan upaya orang tua dalam memberikan bimbingan, pengarahan,
pembinaan dan pembentukan kepribadian anak serta memberikan bekal pengetahuan
terhadap anak.
Keluarga adalah tempat titik tolak
perkembangan anak. Peran keluarga sangat dominan untuk menjadikan anak yang
cerdas, sehat dan memiliki penyesuaian sosial yang baik. Keluarga merupakan
salah satu faktor penentu utama dalam perkembangan kepribadian anak. Dikutip
oleh Lazarus, Freud mengatakan bahwa pengaruh lingkungan keluarga terhadap
perkembangan anak merupakan titik tolak perkembangan kemampuan atau
ketidakmampuan penyesuaian sosial anak. Menurutnya pula, periode ini sangat
menentukan dan tidak dapat diabaikan oleh keluarga. (Hermawati, 2014: 49)
Keluarga merupakan lingkungan
pertama bagi anak. Di dalam lingkungan keluarga anak pertama-tama mendapatkan
berbagai pengaruh (nilai). Oleh karena itu, keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan ibu dalam
keluarga sebagai pendidiknya, dan anak si terdidiknya. Jika karena suatu hal
anak terpaksa tidak tinggal dilingkungan keluarga yang hidup bahagia, anak
tersebut masa depannya akan mengalami kesulitan-kesulitan baik di sekolah,
masyarakat, maupun kelak sebagai suami istri di dalam lingkungan keluarga.(Hermawati,
2014: 50)
Berikut
adalah dalil yang menjelaskan tentang kewajiban mendidik anggota keluarga dalam
Al-Qu’an surat At-Tahriim ayat 5-6:
Dalam
surah al-Tahrim ayat 5-6 Allah berfirman yang artinya : “ Jika dia (Nabi) menceraikan kamu ,boleh jadi tuhan akan memberi
ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebiah baik dari kamu,
prempuan-prempuan yang patuh ,yang beriman ,yang taat, yang bertaubat ,yang
beribadah ,yang berpuasa, yang janda dan yang perawan. Wahai orang-orang yang
beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu,penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,dan keras yang
tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan
selalu mengajarkan apa yang diperintahkan.”
Ayat
ini menjelaskan peringatan Allah kepada para istri Nabi Muhammad saw.,bahwa
jika Nabi menceraikan mereka maka beliau akan mendapatkan pengganti istri-istri
yang lebih baik daripada mereka. Selain itu ayat di atas menggambarkan pula
seruan Allah kepada orang-orang mukmin agar mereka menjaga diri dan keluarganya
dari siksaan neraka,dimana neraka itu dijaga oleh malaikat yang amat kasar dan
mereka tidak pernah melanggar ketentuan Allah.
Pendidikan
keluarga itu dimulai dari istri dan suami, mereka mesti saling menghormati dan
melaksanakan kewajiban mereka masing-masing. Selain itu mereka dituntut agar
bisa berbenah diri untuk menjadi insan yang shaleh dan bertaqwa kepada Allah
swt. Kondisi ini merupakan tonggak utama dalam pendidikan keluarga.
Para
istri atau ibu memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan anak. Ibu
adalah sekolah pertama anak-anak dalam suatu keluarga. Prilaku,tutur kata ,dan
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan seorang ibu akan selalu menjadi rujukan atau
ditiru oleh anak,demikian pula sikap dan prilaku ayah. Sebelum terjadinya
perkawinan atau paling tidak sebelum lahirnya anak,ayah dan ibu mesti sudah
benar-benar siap membimbing anak-anak dan mempersiapkan diri untuk menjadi teladan
positif bagi anak-anak.(Yusuf, 2017: 153)
Dalam
ayat 6 dijelaskan atau mengandung perintah menjaga yaitu “qu” (jagalah). Perintah menjaga diri dan keluarga dari api neraka
berkonotasi terhadap perintah mendidik atau menjaga. Oleh karena itu ,para orang
tua wajib mengajarkan kebaikan dan ajaran agama kepada anak-anak,menyuruh
mereka melakukan kebajikan dan menjauhkan diri dari kemurkaan.
Diantara
usaha pendidik yang dapat dilakukan orang tua adalah mengajak semua anggota
keluarga untuk bertaubat kepada Allah swt. Seperti yang tergambar dalam ayat 8
surah yang sama yaitu yang artinya “Wahai
orang-orang yang beriman ! Bertaubatlah kepada Allah swt. Dengan taubat yang
semurni-murninya mudah-mudahn Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahan mu
dan memasukan kamu ke dalam surge yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,pada
hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama
dengannya,sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan disebelah kanan mereka
sambil mereka berkata : Ya Tuhan kami,sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan
ampunilah kami.Sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.S al-Tahrim
:8)
Jadi
orang tua berkewajiban membimbing dan mendidik anaknya,serta mengajak mereka
selalu memohon ampunan dari Allah swt menyesali segala perbuatan salah yang
pernah dikerjakannya. Allah swt berjanji akan menghapus kesalahan yang pernah
diperbuat jika memang benar-benar bertaubat kepada-Nya dan tidak akan melakukan
perbuatan itu lagi.
B. Proses Pendidikan Keluarga
Proses pendidikan keluarga pada hakikatnya dimulai
semmenjak pemelihan atau penentuan jodoh. NAbi Muhammad menitik beratkan agar
memilih jodoh yang kuat iman dan kesholehannya.
Al-qur’an memperbincangkan sosok keluarga yang perlu
diteladani oleh kelaurga muslim, yaitu terdapat dalam Surah Ali Imron (3) ayat
33-37:
“Sesungguhnya Alloh telah memilih Adam, Nuh, keluarga
Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat ( Pada masa masing-masing),
(sebagai) satu keturunan, sebagiannya adalah (keturunan) dari sebgaian yang
lain. Alloh Maha Mendengan, Maha Mengetahui. (ingatlah), ketiak istri Imran
berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang
dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka
terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engakaulah yang Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.” Maka ketika melahirkannnya, dia berkata “Ya Tuhanku, aku telah
melahirkan anak perempuan.” Padahal Alloh lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan
laki-laki tidak sama dengan perempuan perempuan. “Dan aku memberinya nama
Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dan (gangguan)
setan terkutuk. “Maka Dia (Alloh) menerimanya dengan penerimaan yang baik,
membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan peliharaannyakepada
Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah),
dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “wahai Maryam! Dari mana engkau ini
peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “itu dari Alloh.” Sesungguhnya Alloh memberi
rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
Secara umum, ayat di atas menggambarkan kemuliaan Adam
dan Nuh, dimana Alloh telah mengangkat mereka berdua menjadi Nabi dan sebagai
peletak pertama risalah Ilahiyah berupa akidah tauhid, terutama nabi Adam, di
muk bumi. Selain itu ayat ini juga
menggambarkan kemuliaan keluarga nabi Ibrahim dan keluarga Imran. Mereka ini
hamba-hamba pilihan-Nya, yang tidak hanya karena mereka sebagai Nabi, tetapi
juga karena keberhasilan mendidik keluarga.
Keberhasilan keluarga mereka dapat dilihat dari
keturunannya yang taat kepada Alloh. Nabi Ibrahim, misalnya dianugerahi dua
orang anak , yaitu Ismail dan Ishaq dimana keduanya menjadi Nabi. Ishaq
dianugerahi pula anak, yaitu Nabi Ya’kub dan dari nabi Ya’kub ini lahir pula
banyak nabi dikalangan Bani Israil, seperti nabi Yusuf, Nabi zakaria, nabi
usuf, Nabi zakaria, nabi Yahya, Nabi Musa, Nabi Isa dan lain- sebagainya.
Sedang keturunan dari garis Nabi Ismail muncul pula Nabi terakhir, yaitu NAbi
Muhammad. (Yusuf, 2017: 159)
C. Materi Pendidikan Keluarga
Adapun materi pendidikan yang mesti
diberikan kepada anak dalam keluarga adalah seperti yang tergambar dalam Surat
Luqman Ayat 12-19 yang artinya:
".Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada
Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah),
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa tidak
bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji” ,"Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". "Dan Kami perintahkan kepada manusia
(agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu".
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalim, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan". " (Luqman berkata), "Wahai anakku!
Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu
atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan.
Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti". "Wahai anakku!
Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah
(mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting". "Dan
janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri". " Dan sederhanakanlah dalam berjala dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai"
Ayat ini menjelaskan tentang tokoh pendidikan
Al-qur'an lainnya, yaitu Luqman Al hakim. Ia seorang yang bijak, maka dengan
kebijakannya ia berhasil mendidik anak dan istrinya menjadi nuslim yang taat
kepada Alloh, padahal pada mulanya anak dan istrinya itu bukan muslim tetapi
kafir. Dengan tegas dijelaskan dalam ayat tersebut, bagaimana lukman mendidik
dan mengajar anaknya serta materi pendidikan yang ia sampaikan kepaa anaknya.
Dengan ungkapan yang menyejukkan jiwa, Luqman memanggil anaknya ya bunayya
(wahai anakku). anaknyapun tertarik dan terpesona dengan panggilan tersebut
sehingga membuat ia menerima pengajaran sang ayah. Bahkan, Lukaman tidak hanya
menyapa anaknya dengan panggilan ya bunayya tetapi ia juga menggunakan
untaian kata yang sangat menarik jiwa sang anak ketika menyampaikan materi
pelajaran.
Ayat ini menjelaskan materi
pembelajaran lukaman terhadap anaknya. Materi tersebut meliputi kajian-kajian
keislaman terutama hal-hal yang berkaitan dengan fardhu 'ain, yaitu sebagai berikut:
Pertama: materi yang berkaitan dengan akidah tauhid,
seperti yang tergambar dalam ayat 12, 13 dan 16.
Kedua: materi pembelajaran tentang "menghormati
kedua orang tua"
Ketiga: materi berkaitan dengan ibadah kepada Alloh
terutama sholat seperti yang terlihat dalam ayat 17.
Keempat: materi pembelajaran yang berkaitan dengan
akhlak mulia seperti yang tergambar dalam ayat 18 dan 19.
Kajian-kajian keislaman yang
meliputi hal-hal yang telah disebutkan di atas dan semua materi yang berkaitan
dengannya, adalah materi yang harus diajarkan kepada anak-anak dalam keluarga.
Ia termasuk ilmu fardhu 'ain yang mesti diketahui dan diamalkan oleh setiap
individu muslim (Yusuf, 2017: 165).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan keluarga dapat diartikan sebagai usaha dan upaya orang tua
dalam memberikan bimbingan, pengarahan, pembinaan dan pembentukan kepribadian
anak serta memberikan bekal pengetahuan terhadap anak.
Konsep pendidikan dalam keluarga yang pertama adalah
membentuk pribadi anak dan selalu mengikuti perkembangan anak, karena anak
adalah generasi penerus yang akan membawa keluarga pada tahap berikutnya. Anak
yang terdidik baik tentu akan membawa kebaikan pula bagi keluarganya, begitupun
sebaliknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hermawati,
Pendidikan Keluarga. 2014. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf,
Tafsir Tarbawi. 2017. Jakarta: Bumi Aksara
Kewajiban Mendidik Anggota Keluarga
Menurut
saya keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. Maka sudah
selayaknya ayah dapat menjadi contoh yang baik bagi istri dan anaknya,
begitupun dengan ibu yang memiliki tugas yang sangat berat dimana ia harus bisa
menjaga harga dirinya ketika suaminya sedang bekerja dan dapat memberi
pendidikan agama yang baik terhadap anaknya agar dapat memberikan bimbingan,
pengarahan,dan pembinaan agar anak dapat menjadi manusia yang berguna bagi
agama, nusa dan bangsa, walaupun sebenarnya kewajiban mengurus anak adalah
kewajiban kedua orang tuanya.
Peran kedua orang tua dalam
mendidik anak agar terwujudkan kepribadian anak yang baik diantaranya: kedua
orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anak dalam batas yang wajar dan
tidak terlalu memanja anak dalam setiap waktu.
Misalkan:
sewaktu saya kecil sekitar kelas 4 atau 5 SD-an dalam beberapa kesempatan
sering disuapin makan kalau misalkan sedang tidak mau makan karena waktu
istirahat yang kurang, mungkin bagi sebagian anak pada usia segitu sudah tidak
lagi disuapin sama orang tuanya, walaupun demikian saya tetap diberi tugas
harian yang wajib dikerjakan seperti pagi-pagi membersihkan rumah seperti
nyapu, ngepel dan mebersihkan bekas makan sendiri, itu semua mulai dikerjakan
sekitar kelas 2-3 SD-an dan dikerjakan bersama kaka saya.
Kemudian dalam mendidik anak, kedua
orang tua harus ada saling menghormati dan adanya komunikasi yang baik dalam
mengambil keputusan agar maksud dari kedua orang tua dapat tersampaikan dengan
baik. Jangan sampai mendidik anak itu setengah-setengah, maksudnya ketika harus
dilakukan maka harus dilakukan, ketika tidak maka tidak. Namun ketika anak
mulai dewasa maka orang tua harus memberi kebebasan dalam menentukan pilihannya
tetapi orang tua tetap mengawasi dan memberi arahan.
Nama
: Faqih Husaini A
KEWAJIBAN MENDIDIK ANGGOTA
KELUARGA
Menurut saya
mendidik anggota keluarga itu sangatlah penting ,terlebih orangtua yang
mendidik anaknya dan juga seorang suami yang mendidik istrinya. Namun bukan
berarti tidak boleh mendidik suaminya,jika suaminya salah dalam berbuat istri
berkewajiban dalam meluruskannya.
Dalam
istilah keluarga istri dan suami berkewajiban memiliki sifat saling menghargai
,karena dengan saling menghargai keluarga akan tercipta harmonis. Dalam
keluarga tanggung jawab seorang suami atau ayah sangatlah penting untuk
mendidik anggota keluarganya agar bisa membawa anggota keluarganya menuju jalan
yang benar.
Dalam
mendidik anak di dalam keluarga ibulah yang menjadi tempat pertama pendidikan
bagi anaknya,jadi ibu berperan untuk membimbing anaknya supaya berprilaku
baik,dan ayah membantu dalam proses tersebut. Wajib bagi kedua orangtua untuk
mendidik atau membimbing serta mengarahkan anaknya kepada akhlakul karimah.
Contoh :
Waktu
dulu saya masih kecil saya disuruh untuk membiasakan shalat ,lalu biasakan
salatnya di masjid,disuruh mengikuti ayah saya , tapi karena mungkin saya belum
tau arti dari salat, saya suka ga rajin dalam hal salat ,tapi lama-kelamaan
ayah saya yang bertindak ,ayah saya berkata “ Nak,kamu sudah mau tumbuh besar
,ada kewajiban yang harus dilakukan didalam agama kita yaitu salat,kalau ga
salat nanti kamu akan disiksa oleh Allah ,kalau dibiasakan tidak salat nanti
akan terbawa sampai besar,” .Dari waktu itu saya menanyakan disiksanya
bagaimana ,dan ayah saya menjelaskannya ,lalu saya takut akan siksaan di
akhirat kelak, dari situlah sampai sekarang Alhamdulillah saya rajin shalat .
Jadi
dalam keluarga harus ada komunikasi yang baik diantara anggota keluarga jangan
sampai ada salah paham ,karena dengan berkomunikasi baik diantara anggota
keluarga akan menciptakan keluarga yang harmonis.
No comments:
Post a Comment